Indonesia dan Inggris Sepakat Kaji Peta Jalan Perdagangan

21 Oktober 2019 | 12.07

Placeholder image


Indonesia dan Inggris sepakat lakukan kajian peta jalan perdagangan.


INFO NASIONAL — Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Iman Pambagyo, dan Komisioner Dagang Inggris untuk Asia Pasifik, Natalie Black, menandatangani Kerangka Acuan (Terms of Reference/TOR) Kajian Perdagangan (Trade Review) antara Indonesia-Inggris.

Penandatanganan disaksikan Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Enggartiasto Lukita, di sela-sela Trade Expo Indonesia 2019 di ICE BSD City, Rabu, 16 Oktober 2019. 

“Pelaksanaan kajian ini bertujuan untuk memetakan hubungan perdagangan dan investasi antarkedua negara saat ini serta mengidentifikasi sektor-sektor utama dan potensial yang dapat ditingkatkan. Selain itu, kajian ini juga bertujuan untuk menyusun peta jalan yang berisi rekomendasi kebijakan di masa depan,” ujar Mendag. 

Kajian Perdagangan akan dilakukan secara bersama oleh Kemendag RI dan Departemen Perdagangan Internasional Inggris dengan turut melibatkan para pemangku kepentingan, termasuk konsultasi intensif dan para pelaku usaha. 

Setelah penandatanganan ini, kedua negara menyepakati pertemuan pertama yang direncanakan pada 9 Desember 2019 di London, Inggris. Kedua negara menargetkan penyelesaian laporan dan rekomendasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah pertemuan tersebut. Laporan dan rekomendasi akan disampaikan kepada Menteri Perdagangan masing-masing negara.

“Penandatanganan Kerangka Acuan hari ini menandakan semakin kuatnya hubungan perdagangan dan investasi kedua negara. Kedua negara memandang penting hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris. Sebagai negara anggota G20, Indonesia dan Inggris berpeluang memperbarui dan meningkatkan hubungan ekonomi,” ujar Iman. 

Berdasarkan data BPS yang diolah Kemendag, total perdagangan Indonesia-Inggris pada tahun 2018 mencapai US$ 2,7 miliar. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia tercatat US$ 1,5 miliar, sementara impor sebesar US$ 1,2 miliar.

Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 0,3 miliar. Ekspor utama Indonesia ke Inggris pada tahun 2018 adalah alas kaki dengan bagian atas kulit; bengkel tukang kayu dan pertukangan kayu; alas kaki dengan bagian atas bahan tekstil; akumulator listrik; dan kayu lapis. Sementara impor utama Indonesia dari Inggris adalah limbah dan skrap besi; kendaraan bermotor; limbah dan skrap bekas; obat-obatan; dan perangkat telepon. (*)